Manajemen Menyusui Pada Ibu Bekerja
DOI:
https://doi.org/10.31943/abdi.v6i2.140Keywords:
Air Susu Ibu Perah, Ibu Menyusui, LaktasiAbstract
Pelaksanaan program ASI Eksklusif masih mengalami kendala salah satunya karena ibu nifas harus kembali bekerja sebelum bayinya berusia 6 bulan. Di Indonesia jumlah perempuan yang bekerja sebanyak 52,74 juta jiwa. Permasalah ini juga terjadi di wilayah Kelurahan Kebonsari. Selain itu, juga banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ibu dalam pelaksanaan ASI yaitu faktor hormonal, nutrisi ibu serta faktor psikologis. Oleh karena itu, ibu yang bekerja harus memahami bagaimana cara untuk tetap dapat pemberian ASI pada bayi sampai dengan 6 bulan secara eksklusif. Tujuan pelaksanaan kegiatan PKM ini adalah untuk menambah pengetahuan serta ketrampilan ibu menyusui tentang cara memompa, menyimpan dan memberikan ASI perah pada bayi. Kegiatan PKM ini dilakukan di Wilayah Kebonsari RW 1 Kecamatan Jambangan Surabaya. Sasaran pada kegiatan ini adalah kader Kesehatan dan ibu menyusui sebanyak 32 orang. Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab serta memberikan pelatihan kepada kader kesehatan dan ibu menyusui tentang cara memerah dan memberikan ASI perah. Tingkat pengetahuan ibu menyusui dan kader Kesehatan diukur Pre dan post pemberian edukasi dengan menggunakan kuesioner. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa ibu menyusui dan kader Kesehatan mempunyai tingkat pengetahuan yang baik setelah diberikan edukasi tentang manajemen ASI Perah yang meliputi cara memompa, menyimpan dan cara memberikan kepada bayi. Tingkat pengetahuan sebelum diberikan edukasi Sebagian pengetahuannya kurang yaitu sebesar 62,5% sedangkan hasil post test Sebagian besar memiliki pengetahuan baik sebesar 81,3% sehingga ada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan ibu menyusui dan kader tentang manajemen ASI Perah. Sehingga diharapkan Ibu menyusui dapat melaksanakan manajemen ASI Perah dengan dukungan dari kader Kesehatan, keluarga dan lingkungan.